Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

analisis unsur pembangun puisi doa karya chairil anwar


 

PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR



DIKSI
Pilihan istilah yang spesial Chairil Anwar yang digunakannya dalam Puisi 'Doa' artinya CayaMu dalam larik:
CayaMu panas suci

Diksi CayaMu menjadi sangat berpengaruh alasannya adalah artinya tidak dipakai oleh penyair-penyair lain. Kata Caya tentu mengacu dalam istilah Cahya atau Cahaya yang juga bersinonim dengan sinar. 

Penggunaan istilah panas yang dirangkai menggunakan kata suci juga memperkuat serta memperindah puisi. Karena final kata panas adalah suara s yg sanggup langsung dipakai untuk mengucapkan istilah suci. Diksi ini tentu memperindah puisi Doa.


kata konotasi
Penggunaan istilah pintu dalam larik Di pintu-Mu aku mengetuk menunjukkan sebuah makna batas. Batas antara luar serta pada. Dengan memakai istilah pintu yang diikuti istilah ganti miliki pintuMu yang merujuk kepada Tuhan, memberikan arti bahwa Penyair ingin masuk ke dalam (lindungan) Tuhan. 

Tapi buat mampu masuk ke dalam rumah (lindungan) Allah tidak mampu eksklusif membuka pintu. Maka, ini berkaitan menggunakan istilah nyata selanjutnya yaitu mengetuk.

Mengetuk menandakan upaya yg masih belum kita lakukan sepenuhnya. Hanya sanggup mengetuk, bahkan memanggil pemilik rumah pun tak berani. Ini membuktikan arti bahwa, dari kata nyata ini puisi Doa Chairil Anwar ini berisi ketidak-berdayaan.

Imaji
Adapun Imaji atau citraan yg masih ada dalam puisi Doa Karya Chairil Anwar ini, terdapat dua jenis imaji, yaitu citraan yg seperti mendengar, citraan pengelihatan, serta citraan peraba.
Citraan (Imaji) yg seolah melihat terdapat dalam larik pusi Doa:
Tinggal kerlip lilin pada kelam sunyi

Pada kata kerlip pembaca seperti melihat lilin menggunakan nyalanya yang nir begitu akbar. Nah, buat mengetahui sesuatu yang menyala kita memakai indra pengelihatan, jadi larik tersebut mampu disebut menjadi citraan (imaji) pengelihatan.
Masih pada larik pada atas, terdapat punya istilah sunyi. Sunyi itu berkaitan menggunakan indra pengelihatan. Memang tidak mendengar apa-apa, alasannya ialah keadaan sunyi. Untuk mengetahui kondisi sunyi maka diharapkan indra indera pendengaran. Maka, larik pada puisi Doa pada atas, sanggup disebut sebagai imaji pendengaran.

Adanya kata panas menunjukkan hal yang bisa diketahui menggunakan indra peraba yang ada pada lapisan kulit insan. Jadi, rasa panas itu didapat melalu imaji peraba. Seoalah-olah merasaka hawa panas menurut CayaNya.

Majas
Majas yang dipakai dalam pusi Doa karya Chairil Anwar ini terdapat 2 jenis yaitu majas berlebihan dan majas metafora.
Majas berlebihan artinya majas yang melebih-lebihkan. Majas ini masih ada dalam larik puisi Doa milik Chairil Anwar berikut ini:
Aku hilang bentuk
Remuk

Jadi, penggunakan hilang bentuk dan remuk adalah sebuah perumpamaan yg sangat berlebihan. Tidak mungkin seseorang yg masih berpuisi hingga kehilangan bentuk dirinya serta pada syarat remuk.
Majas ke 2 yang dipakai dalam Puisi Doa oleh Chairil Anwar ini artinya Majas Metafora. Majas metafora masih ada dalam larik:
Di pintuMu saya mengetuk

Jadi, penggunakan kata Pintu dan Mengetuk saling berkaitan. Pintu adalah majas metafora untuk ampunan serta lindungan. Mengetuk ialah metafor berdasarkan memohon. Larik di atas diklaim menjadi majas metafora sebab adalah membandingkan pintu-ampunan dan mengetuk-memohon tanpa memakai istilah pembanding (misalnya; bagai).

tema dalam puisi doa yakni tentang ketuhanan
adapun amanat dalam puisi ini yakni selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun 

Posting Komentar untuk "analisis unsur pembangun puisi doa karya chairil anwar"